Beranda » Blog » Berbagi Pengalaman Sang Inovator Rendang Kemasan

Berbagi Pengalaman Sang Inovator Rendang Kemasan

Diposting pada 7 April 2023 oleh admin1 / Dilihat: 12.239 kali
Oleh : M.Hendra
Zulfayetri (54) satu diantara sedikit pelaku usaha kecil menengah yang bisa disebut sebagai inovator makanan olahan. Zul, begitu biasanya dia dipanggil, orang pertama yang membuat kemasan makanan rendang agar mampu bertahan untuk kurun waktu lama.
Awalnya, zul berbisnis ternak sapi dan ayam potong yang disambi bejualan bibit cabai, jagung , buncis dan bibit ikan. Usaha yang dilakoni sejak 2004 dirasakan tidak cukup untuk menopang kehidupan keluarganya. Selama itu pula persoalan harga pakan ternak, seperti roller coaster bagi zul, “saya pusing dengan harga yag naik turun” kata dia.
Didera dengan persoalan harga setiap tahun, tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap berbisnis, seperti kata Filsuf Yunani Marcus Tullius Cicero, “Dum anima est, spes est.”, dimana ada kehidupan disitu ada harapan. Idenya adalah mengolah telur ayam yang tidak laku dijual menjadi rendang telur. Soal bahan baku Zul sangat pede, kota Payakumbuh tempat tinggal dikenal sebagai Kota penghasil ternak terbesar di Sumatera Barat yang kaya akan bahan baku. Berbekal 30 telur ayam kampung seharga Rp. 50 ribu usaha inipun mulai dirintis.
Sebagai putra minang asli, soal masak-memasak dan cita rasa bukan masalah, apalagi zul bersama istri memiliki hobi yang sama yaitu senang memasak. Menurut Zul, memasak rendang bagi orang minang adalah hal lumrah karena hampir semua orang minang bisa memasak rendang, yang berbeda hanyalah cita rasa,”saya harus bisa menghasilkan rendang yang punya cita rasa“. kata dia. Selain itu untuk bersaing, pandangan Zul, produk harus punya merek agar gampang dikenal dan diingat. “Saya pernah coba pakai nama tiga saudara, tapi koq kurang pas ya. Kebetulan saya sedang ngopi dengan orang Dinas Peternakan Payakumbuh, beliau mengusulkan namakan aja dengan tempat tinggal sebagai ciri khas yaitu Kokoci singkatan Koto Kociak,” kisah Zul.
Domisili usaha Zul memang berada di Koto Kociak, Guguak, Payakumbuh, empat jam waktu perjalanan dari kota Padang. Tapi Kokoci bagi Zul punya makna lain baginya. “Kokoci juga dari dua nama yaitu Koko dan Cici,” kata Zul sambal ketawa.
Untuk mengenalkan produknya, ada cara unik yang dipakai yaitu setiap sampel rendang di bagikan, zul minta pendapat soal cita rasa. Masukan dari masyarakat dipakai untuk menyempurnakan cita rasa rendang telur olahannya. Selain itu ada hal yang sangat menggangunya, rendang telur kokci diawal produksi memiliki kelemahan yaitu tidak tahan lama karena sifat makanan yang basah. Hal ini membuat zul berpikir keras bagaimana berinovasi menghasilkan rendang telur yang mampu tahan lama, aman dikonsumsi dan dijadikan buah tangan. Idenya rendang telur harus kering,krispi dan tahan lama, tapi tetap memiliki cita rasa.
Sebetulnya, ide pertama Zul yaitu menggunakan kaleng kemasan makanan, tapi biaya produksi dirasakan sangat mahal, “saya coba hubungi produsen kemasan makanan di Bandung dan Jogja , mintanya minimal order 1 truk ukuran fuso, waduh..!!” kata dia sambil tepok jidat.
Setelah melalui uji coba selama setahun, tahun 2011, pertama kali Zul membuat rendang dalam kemasan komposit yang disebutnya kemasan premium, produk rendang telurnya yang kering dan krispi mampu bertahan hingga 1,5 tahun, kemudian kemasan alumunium foil dengan daya tahan 6 bulan. Tidak hanya rendang telur, rendang daging hingga paru dikemas dengan daya tahan yang sama. Saat ini Rendang produksinya sudah mendapat sertifikasi Hazard Analisys Critical Control Point (HACCP) yaitu standar mutu dan keamanan pangan yang diakui internasional. Standar HACCP ini setiap 2 tahun diperbaharui.
Hasil Inovasi Zul berbuah manis, tahun 2013 rendang kemasan kokoci, diakui dan mendapat penghargaan dari Kementerian Pertanian sebagai produk olahan paling inovatif. Berbagai penghargaan bergengsi juga disemat kepada rendang kokoci diantaranya penghargaan al-Ahmadi Award 2015 sebagai UKM kuliner terbaik se Sumatera dan penghargaan Paramakarya dari Presiden Jokowi di 2015 sebagai UKM terbaik seluruh Indonesia.
Saat ini ada 12 cabang rendang kemasan Kokoci tersebar di Sumatera, Jawa dan Bali, walaupun dimasa pendemik seperti sekarang ada penurunan omzet sebasar 20 % tapi zul mampu bertahan dengan tetap mempekerjakan 14 karyawan. Menurut dia tidak ada kamus menyerah dengan kondisi saat ini, untuk mensiasatinya zul menerapkan kerja paruh waktu bagi karyawannya serta mengoptimalkan pemasaran online. “Prinsip saya sejak awal mulai usaha yang saya pegang teguh adalah berbisnis untuk ibadah, semua orang butuh makan, jadi saya tetap optimis rendang Kokoci kita mampu bertahan melewati masa pendemik ini”.
https://kumparan.com/mhendrayani/berbagi-pengalaman-sang-inovator-rendang-kemasan-1wCgDWn4GhA/full

Tags: , , ,

Bagikan ke

Berbagi Pengalaman Sang Inovator Rendang Kemasan

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Berbagi Pengalaman Sang Inovator Rendang Kemasan

Social Media & Marketplace
Chat via Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Admin 1
● online
Admin 2
● online
Admin 3
● online
Admin 1
● online
Halo, perkenalkan saya Admin 1
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: